Pengertian urbanisasi secara umum adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Apa sebenarnya yang menjadi kelebihan kota maupun kekurangan desa sehingga perpindahan penduduk desa ke kota kian meningkat? Lalu, dampak apa saja yang timbul dari peningkatan urbanisasi tersebut?
Meskipun bagi sebagian orang meninggalkan kampungnya dan bekerja di perkotaan karena tidak ada pilihan lain, namun kebanyakan dari mereka bermigrasi merupakan suatu pilihan.
Peningkatan jaringan transportasi serta ketersediaan telepon selular yang mempermudah informasi komunikasi dan berjejaring dengan kenalan mereka di kota telah membuat penduduk desa paham mengenai keuntungan (ataupun kerugian) untuk pindah ke kota, terutama mengenai informasi kesempatan kerja serta kondisi hunian di perkotaan.
Penyebab Urbanisasi
Mengapa penduduk desa banyak yang pindah ke kota? Hal ini disebabkan oleh banyak faktor.
Pertama, kebanyakan penduduk desa bekerja di sektor pertanian. Sektor ini sangat tergantung dengan kondisi cuaca, ketersediaan lahan, dan tingkat kesuburan tanah. Kerawanan bencana di daerah tersebut, seperti banjir, kemarau, ataupun gempa bumi, maupun perubahan ekologis yang berkelanjutan, seperti penggurunan atau erosi tanah, juga menjadi pemicu orang untuk bermigrasi.
Kedua, kemiskinan petani. Jumlah petani kita banyak, tetapi hasil produknya tidak signifikan, sehingga akhirnya petani tidak bisa sejahtera, dan tetap dipeluk kemiskinan. Permasalahannya, petani-petani di Indonesia ternyata sebagian besar adalah buruh tani yang tidak punya lahan, petani penggarap yang tidak punya sawah, atau petani gurem yang lahannya di bawah 0,5 hektar.
Ketiga, kurangnya angkatan kerja produktif di perdesaan. Banyaknya penduduk desa usia produktif yang bekerja di kota membuat penduduk yang tinggal di desa lebih banyak anak-anak dan orang tua. Para pemuda desa juga makin enggan mengolah sawah dan lebih tertarik pergi ke kota untuk bisnis memperbaiki taraf hidupnya. Di sisi lain, okupasi lahan pertanian semakin marak untuk berbagai keperluan non-pertanian.
Dampak Urbanisasi
Laju urbanisasi yang tinggi pada akhirnya memang mengancam keberadaan daya dukung sebuah kota. Potret glamor dan indah perkotaan nyatanya tidak seratus persen benar. Keberadaan permukiman kumuh memang menjadi alternatif bagi para migran yang kurang beruntung mendapatkan tempat tinggal yang layak.
Selain itu, sebagian besar para migran hanya dapat bekerja di sektor informal, seperti sebagai kuli bangunan, pembantu, pedagang kaki lima, dan lainnya sebagainya. Bahkan, banyak pula dari mereka yang mengambil jalan pintas di kota dengan bekerja sebagai bandar narkoba, psk, ataupun preman.
Dengan demikian, tujuan para migran untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian dengan datang ke kota belum tentu dapat terwujud. Peningkatan urbanisasi justru lebih banyak menimbulkan permasalahan, terutama menjamurnya permukiman-permukiman kumuh di perkotaan. Nyatanya, kota tidak selalu “manis”, tetapi juga memberikan “kepahitan”